Ikubaru's Blogzia- Hayoo siapa diantara pengunjung ini yang belum sunat? Mungkin ada juga ya hehe. Sunat atau dalam Bahasa Kedokterannya
Circumcision (
Sirkumsisi) merupakan pemotongan kulit kulup penis (
Gland Penis) dengan cara dipotong keseluruhan kulupnya atau dipotong sebagian lalu dilipat. Tujuan dari Sunat ini bukan hanya sebagai estetika atau keindahan saja, namun juga sebagai bagian dari kebersihan area kemaluan.
Kenapa kok alasannya kebersihan area kemaluan?
Gini sob, Kulup yang masih menutupi kepala penis dapat mengakibatkan penumpukan kotoran akibat kelenjar yang membasahi kepala penis yang disebut Smegma. Smegma ini berwarna bening kekuningan dan berbau anyiiir (Admin ga kuat bayanginnya -_-). Jika sudah berbau berarti bisa dua sebab, kencing belom dicuci atau terkena bakteri dan kuman akibat lembab.
Perbandingannya seperti ini, Kita memakai kaos kaki setiap hari dan dalam waktu yang lama, bayangkan ketika kita pakai sepatu kaos kaki kita aka lembab dan mungkin saja bisa bau, tapi bagaimana jika kaos kaki itu pakai setiap hari, tentu kaki kita akan lembab dan kaos kaki kita akan banyak bakterinya. Itulah kenapa kulit penis harus disunat.
Kan Bisa saja dicuci?
Iya memang tapi ingat kulit penis itu berada di lingkungan yang sangat lembab karena daerahnya tertutup celana dalam dan celana. Jadi tingkat kelembabannya akan sangat tinggi. Walaupun kita sudah mencuci sampai kinclong pun, namun ketika lembab kuman akan cepat berkembang dan menghasilkan Smegma. Bisa dibayangkan ga sih, celana dalam orang yang tidak sunat dengan yang sunat, akan tercium sangat bau orang yang tidak sunat (Itu kata orang yang ngalamin, bukan kata admin).
Terus apa sih fungsi Kulup kalo harus dibuang?
Memang Tuhan menciptakan sesuatunya tiada yang sia-sia, termasuk Kulit Kulup pada Penis. Banyak ahli yang memperdebatkan Fungsi Kulup, namun yang menjadi alasan relevan ialah Fungsi Kulup sebagai pelindung perkembangan penis dalam rahim. Tapi ada juga yang menyebutkan fungsinya ialah sebagai penambah sensivitas dalam berhubungan seks, tapi terkadang malah merugikan bagi kedua belah pihak, karena sebagian besar saat berhubungan seks, kulit penis akan tertarik kebelakang dan terlihat seperti orang disunat.
SUNAT MENCEGAH DARI PENYAKIT PENIS DAN KELAMIN
Seperti yang sudah dibahas tadi tentang kebersihan area kemaluan dan Smegma, untuk mencegah dampak buruk akibat menumpuknya Smegma ialah dengan cara Sunat, karena dengan hanya membersihkannya saja tidak cukup karena pembentukan smegma akan lebih cepat ketika lembab apalagi ketika habis buang air.
Selengkapnya mengenai Smegma, dapat dilihat disini (Mohon jangan sambil makan) Kelembaban area kulup tentu akan menyebabkan dampak tersendiri akibat lembab. Dampak ini ialah berkembangnya berbagai bakteri maupun virus. Contoh yang paling mudah ialah Penularan HIV/AIDS. Tercatat banyak kasus HIV/AIDS banyak terjadi di daerah dimana penduduk lelakinya banyak yang tidak sunat. Selain itu Penularan PMS (Penyakit Menular Seksual) lebih berpotensi pada pria yang tidak sunat, lagipula pria yang tidak sunat akan terlihat kesulitan dalam memakai kondom (Karena harus menarik kulupnya kebelakang terlebih dulu)
Penyakit Penis yang tidak mungkin dialami oleh orang yang sunat ialah Penyakit Phimosis. Phimosis merupakan suatu keadaan dimana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala penis (glans) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni. Phimosis pada umumnya dialami oleh bayi dan anak-anak, namun hal ini juga banyak dialami oleh para pria dewasa yang tidak sunat. Singkatnya, kulup penis tidak bisa tertrik kebelakang. Kelainan ini bisa mengakibatkan penderitanya kesulitan dalam buang air kecil dan akan terasa sakit ketika sedang ereksi.
PERINTAH AGAMA UNTUK SUNAT
Sunat atau Khitan pada dasarnya diwajibkan dalam Agama Islam dan Yahudi. Namun pada Agama Kristen terdapat perbedaan antara wajib atau tidaknya bersunat.Sunat dalam Agama Islam dikenal dengan Khitan. Dalam Agama Islam khitan merupakan salah satu cara pensucian diri dan bukti ketundukan kita kepada Allah SWT. Dalam hadist Rasulullah SAW bersabda:
"Kesucian (fitrah) itu ada lima: khitan, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, memendekkan kumis dan memotong kuku" (H.R. Bukhari Muslim).
Khitan disini memiliki arti dalam mensucikan diri dari najis akibat keluarnya cairan dari dalam penis, seperti Air Kencing, Precum, maupun Sperma. Najis ini tentu akan berpengaruh pada kualitas dan sahnya Ibadah Shalat kita sebagai orang Muslim.
Menurut Mayoritas Pendapat Ulama, Hukum Khitan ialah wajib. Pendapat ini didukung oleh Imam Syafi'i, Imam Ahmad, dan Sebagian Pengikut Imam Malik. Imam Hanafi berpendapat bahwa Khitan itu wajib namun tidak Fardlu. Adapun yang menjadikan wajib ialah:
- Dari Abu Hurairah Rasulullah SAW. bersabda bahwa nabi Ibrahim melaksanakan khitan ketika berumur 80 tahun, beliau khitan dengan menggunakan kapak. (H.R. Bukhari). Nabi Ibrahim melaksanakannya ketika diperintahkan untuk khitan padahal beliau sudah berumur 80 tahun. Ini menunjukkan betapa kuatnya perintah khitan.
- Kulit yang di depan alat kelamin terkena najis ketika kencing, kalau tidak dikhitan maka sama dengan orang yang menyentuh najis di badannya sehingga sholatnya tidak sah. Sholat adalah ibadah wajib, segala sesuatu yang menjadi prasyarat sholat hukumnya wajib.
- Hadist riwayat Abu Dawud dan Ahmad, Rasulullah SAW. berkata kepada Kulaib: "Buanglah rambut kekafiran dan berkhitanlah". Perintah Rasulullah SAW menunjukkan kewajiban.
- Diperbolehkan membuka aurat pada saat khitan, padahal membuka aurat sesuatu yang dilarang. Ini menujukkan bahwa khitab wajib, karena tidak diperbolehkan sesuatu yang dilarang kecuali untuk sesuatu yang sangat kuat hukumnya.
- Memotong anggota tubuh yang tidak bisa tumbuh kembali dan disertai rasa sakit tidak mungkin kecuali karena perkara wajib, seperti hukum potong tangan bagi pencuri.
- Khitan merupakan tradisi mat Islam sejak zaman Rasulullah SAW. sampai zaman sekarang dan tidak ada yang meninggalkannya, maka tidak ada alasan yang mengatakan itu tidak wajib.
Khitan dapat dikatakan Sunnah, pendapat ini didukung oleh riwayat populer dari Imam Malik beliau mengatakan khitan hukumnya sunnah. Begitu juga riwayat dari Imam Hanafi dan Hasan al-Basri mengatakan sunnah. Namun bagi imam Malik,sunnah kalau ditinggalkan berdosa, karena menurut madzhab Maliki sunnah adalah antara fadlu dan nadb. Ibnu Abi Musa dari ulama Hanbali juga mengatakan sunnah muakkadah. Adapun yang menjadikan sunnah ialah:
- Salman al-Farisi ketika masuk Islam tidak disuruh khitan;
- Hadist di atas menyebutkan khitan dalan rentetan amalan sunnah seperti mencukur buku ketiak dan memndekkan kuku, maka secara logis khitan juga sunnah.
- Hadist Ayaddad bin Aus, Rasulullah SAW bersabda:"Khitan itu sunnah bagi lelaki dan diutamakan bagi perempuan. Namun kata sunnah dalam hadist sering diungkapkan untuk tradisi dan kebiasaan Rasulullah baik yang wajib maupun bukan dan khitan di sini termasuk yang wajib. (Kesimpulannya Tradisi Baik Wajib maupun Sunnah)
Dalam Agama Lain (Selain Agama Samawi), Sunat memang tidak diatur dalam Hukum Agama mereka, namun banyak dari mereka yang mempertimbangkan untuk di sunat, alasan yang paling kuat ialah Kesehatan dan Terhindar dari Kelainan Kulup, seperti halnya pendapat dibawah ini yang dikutip dari Forum Keagamaan Budha:
w mau nanya sih... gmn pandangan temen2 n pandangan buddhis ttd sunat ( khitan ). w sndr sih dah di sunat. hehe... ( waktu itu w udah gede, n udah kerja lagi ) w sndr milih disunat krn alasan kesehatan ( dl w kena phimosis, semacam pembengkakan ujung kulit p*n*s ). n stlh disunat gk ada masalah lagi.. kalo Muslim kn memang cowoknya dah wajib disunat, tp masalahnya w kan etnis tionghoa yang nota bene gk ada tradisi/kewajiban seperti itu. so gmn ntar w jelasin sama temen2...
Pribadi.. saya rasa sudah banyak yang sudah berpikiran luas.. bahwa sunat itu baik bagi kesehatan.. dan tidak dilakukan oleh kaum muslim saja.. jadi tidak perlu khawatir dalamm hal ini.. Dan perlu diluruskan, bahwa pada cowok yang belum disunat, kendalanya adalah harus membersihkan "leher" p*n*s secara manual, karena pada bagian sana sering berkumpul kotoran yang berwarna krim kekuningan yang disebut dengan smegma. Smegma ini sebenarnya merupakan suatu sekret alami yang dihasilkan oleh kelenjar sebaceous. Dan ada beberapa penelitian yang dilakukan secara in-vivo dan in-vitro mengatakan smegma ini bersifat karsinogenik pada tikus. Tetapi belum ada penelitian yang menyatakan karsinogenik pada diri sendiri. Saya pribadi rasa dalam Buddhism tidak ada larangan untuk menyunat / tidak menyunat. Jika untuk alasan kesehatan, itu bagus. Jika tidak ingin disunat, juga tidak menjadi masalah, dengan catatan rajin dibersihkan tiap hari.
SUNAT TRADISIONAL DAN SUNAT MODERN
Hayoo.. Siapa yang dulu sunat di Bengkong atau Dukun Sunat? Rasanya Gimana tuh, macem-macem rasanya ya? hehe. Oya Pada saat ini metode sunat ga cuma dilakukan dengan cara Sunat Tradisional dengan memotong kulup dengan pisau, tetapi juga sudah berkembang dengan metode sunat Modern dengan menggunakan Laser..
Di sebagian daerah di Indonesia memang masih banyak yang menggunakan cara tradisional, biasanya didaerah perkampungan. Memang menggunakan cara tradisional sudah menjadi kultur masyarakat Indonesia sejak dahulu, dengan cara ini memang jadi tantangan tersendiri bahkan pengalaman bagi yang penah mengalaminya. (
Yang Pernah, silahkan ceritakan pengalamnnya)
Lain Cara Sunat Tradisional, lain pula Cara Sunat Modern. Cara Sunat Modern menggunakan laser untuk memotong kulup. Proses sunat ini ga makan waktu lama tak seperti sunat tradisional, rasa sakitnya pun tidak seperti sunat tradisonal. Untuk waktu Penyembuhannya pun relatif singkat, bahkan ada klinik atau rumah sakit yang menjamin pagi disunat, siangnya sudah bisa pake celana. Tapi inget ya baru sunat jangan manjat-manjat ntar malah sobek lukanya. hehe
BERAPA SIH USIA YANG COCOK UNTUK SUNAT?
Usia yang tepat untuk khitan ialah lebih baik sebelum Aqil Baligh (
Mimpi Basah-red), kenapa? Pada usia tersebut pembuluh darah masih masih sedikit sehingga pendarahan tidak banyak dan penyembuhannya semakin cepat. Usia suant juga banyak dipengaruhi oleh kebudayaan. Di Daerah Jawa biasanya anak-anak disunat pada usia 10-15 tahun, di daerah Sunda 3-8 tahun, di India 5-9 tahun, dan di Iran pada usia 4 tahun.
Namun pada dasarnya dalam Islam dikenal waktu khitan, yakni Waktu yang dianjurkan dan Waktu yang diwajibkan. Waktu yang dianjurkan ialah sebelum Baligh sedangkan Waktu yang diwajibkan ialah pada saat Baligh. Adpun yang dimaksud sudah Baligh ialah Sudah mimpi basah, mulai tumbuh bulu kemaluan, dan berusia 15 tahun. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan :
“Waktu khitan adalah saat balig karena pada saat itu waktu wajib baginya untuk melaksanakan ibadah yang tidak diwajibkan baginya sebelum balig”
Namun bagaimana jika sunat dilakukan diatas usia 15 tahun? Memang pada dasarnya usia sunat diatas 15 tahun memang berbeda penangannya dibandingkan dengan usia dibawah 15 tahun, sebab pada bagian kulup sudah banyak memiliki pembuluh darah dan juga kulit kulup sudah menebal (Alot). Namun dengan cara modern yang sekarang berkembang penyembuhannya akan semakin cepat. Selain itu tidak ada perlengketan antara kulup dengan kepala penis membuat mudah dalam proses sunat dewasa.
Referensi Penulisan:PesantrenVirtual.comMajalah Kesehatan MuslimFanspage FacebookForum Dharmachitta
